Kamis, 23 Desember 2010

ADAT PERKAWINAN SUKU SUNDA

Pada acara perkawinan suku sunda di awali dengan lamaran seorang pengantin pria mempersunting pengantin wanita. Pada saat melakukan lamaran dilaksanakan oleh orang tua pengantin disertai oleh seorang yang berusia lanjut sebagai pemimpin upacara. Lalu membawa lamaran, uang, serta seperangakat pakaian wanita sebagai pengikat. Cincin tidak mutlak harus dibawa, apabila ingin dibawa harus cincin meneng melambangkan sebagai keabadian. Pada saat tunangan dilakukan penyerahan ikat pinggang kepada si gadis berwarna pelangi ataupun polos juga boleh. Seserahan dilakukan 3-7 hari sebelum pernikahan calon penganti pria membawa uang, pakaian, perabot rumah tangga, perabot dapur, makanan, dan lain-lain.
Pada prosesi perkawinan dimulai diawali upacara terhadap kedua pengantin yaitu ada seorang sinden yang menyanyi, melakukan penginjakan telur(sebagai simbol bahwa pada masalah apapun bisa di pecahkan), lalu melakukan sawer. Pada akad nikah kedua mempelai di beri kerudung duatas kepalanya, bertujuan penyatuan dua insan, kerudung boleh dibuka pada prosesi selesai menandatangani surat nikah. Selanjutnya melakukan sungkeman terhadap orang tua kedua mempelai. Lalu mereka sah sebagai suami istri.